Menjadi seorang programmer bukan hal mudah. Di tengah dunia teknologi yang terus berkembang pesat, programmer
dituntut untuk selalu belajar dan bereksperimen dengan hal baru.
Teknologi yang optimal hari ini mungkin sudah ketinggalan zaman sebulan
kemudian, dan tingginya persaingan membuat developer harus
berlomba-lomba menciptakan produk yang lebih canggih, cepat, dan aman
setiap harinya.
Seorang programmer dengan jam terbang tinggi bisa jatuh ke
perangkap yang membuatnya berhenti berkembang. Semakin banyak
pengalaman, semakin ia akan merasa bahwa ilmunya sudah cukup. Alhasil,
ketika berhadapan dengan masalah baru, ia menjadi sulit beradaptasi.
Belum tentu solusi yang selama ini ia gunakan optimal juga di kasus
lain.
Bukan berarti programmer tersebut tidak jago di bidangnya.
Mungkin ia malah sangat ahli. Tapi ketika seseorang berhenti belajar, ia
akan terjebak pada pandangan sempit dan tidak bisa mengikuti
perkembangan zaman. Alasannya bisa bermacam-macam. Mungkin tidak punya
waktu karena sibuk, mungkin merasa sudah menguasai segala framework dan library populer di pasaran. Tapi apa pun alasannya, yang jelas ia tidak berkembang.
Seorang programmer yang masih pemula memulai kariernya
sebagai anggota golongan nomor dua. Ketika ia sudah memiliki pengalaman
dan lebih kompeten, ia akan bergeser menjadi golongan nomor tiga.
Nantinya ketika sudah sangat ahli, ia menjadi programmer yang bisa melakukan hal-hal luar biasa di luar kepala, sehingga ia pun masuk menjadi golongan nomor empat.
Semakin tinggi pengalaman, si programmer bisa terlempar
kembali ke golongan nomor satu, sebab ilmu pengetahuan terus berkembang
sementara ia terjebak dalam wawasannya yang stagnan. Inilah posisi yang
ingin kita hindari agar tidak menjadi developer yang berpikiran sempit.
Untuk lepas dari golongan ini dan kembali ke golongan nomor dua,
developer harus melalui proses penyadaran, yaitu menyadari bahwa ilmu
yang ia miliki masih kurang dan masih perlu belajar. Proses penyadaran
bukan hal yang mudah, karena membutuhkan sikap rendah hati. Sulit sekali
untuk tetap rendah hati apabila kita telah menjadi seorang ahli, tapi
kita bisa mendorongnya lewat beberapa kebiasaan.
Kebiasaan Yang Bisa Diterapkan
Kualitas tidak dihasilkan dari aksi sesaat saja, tapi merupakan hasil dari proses pembiasaan yang panjang. Dalam memilih kebiasaan, terdapat hal yang disebut sebagai keystone habit, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang pada akhirnya akan menumbuhkan kebiasaan lain secara berantai. Dor Tzur, seorang programmer JavaScript senior di Full Stack, menjelaskan bahwa ada beberapa keystone habit yang bisa kamu adopsi untuk menjadi seorang programmer yang efektif dan terus berkembang. Simak kebiasaan-kebiasaan tersebut di bawah.Rajin Membaca Berita
Untuk selalu menjadi yang terdepan di dunia teknologi, salah satu hal
penting untuk dilakukan adalah terus mengikuti perkembangan terkini.
Biasakan diri meluangkan waktu membaca berita, dan daftarkan dirimu pada
berbagai newsletter seputar dunia pemrograman yang kamu geluti.
Dengan mengikuti berita atau newsletter, mungkin kamu bisa
menemukan tutorial atau info menarik untuk didalami. Tidak perlu terlalu
lama, kamu cukup meluangkan waktu satu hingga dua jam untuk
membaca-baca sampai selesai. Yang penting kamu tidak ketinggalan berita,
tapi juga tidak terlalu lelah mengikutinya.
Mengerjakan Proyek Sampingan
Mengembangkan dan memelihara proyek sampingan adalah kebiasaan yang
mendatangkan banyak keuntungan. Dibandingkan pekerjaan utamamu, proyek
sampingan menawarkan kebebasan yang jauh lebih besar. Kamu tidak terikat
deadline, tidak terbatas pada framework tertentu, dan tidak perlu memikirkan instruksi atasan.
Tidak peduli apakah proyek sampinganmu sangat sederhana atau sangat
kompleks, kamu tetap bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan diri. Kamu
bisa menggunakan library yang familier agar keahlianmu meningkat, atau mencoba library yang sama sekali baru untuk memperluas wawasan. Semuanya terserah kamu. Meski hanya proyek sampingan yang santai, ingatlah untuk tetap
merilis produk jadinya. Dengan merilisnya, kamu sekaligus juga berlatih
membiasakan diri dengan siklus pengembangan produk secara lengkap.
Merancang Solusi Ideal
Layaknya prajurit yang pergi ke medan perang, untuk meraih kemenangan
optimal kita butuh strategi. Hal yang sama berlaku dalam pengembangan
produk. Sebelum mulai menulis kode, biasakanlah untuk merancang lebih
dahulu bagaimana solusi ideal yang mungkin diimplementasikan. Tidak
perlu memikirkan batasan waktu atau arsitektur. Hal ini perlu supaya ketika pengembangan sudah dimulai, kita memiliki
patokan tentang bagaimana wujud produk yang kita tuju. Memang kondisi
ideal tidak akan bisa dipenuhi seratus persen karena ada berbagai
batasan, tapi kita bisa berusaha untuk membuat produk sedekat mungkin
dengan solusi ideal yang sudah kita rancang.
Seiring tingginya pengalaman, mudah sekali bagi seorang developer
untuk terjebak pada perasaan bahwa ilmu miliknya sudah cukup,
seolah-olah di dunia ini tidak ada hal baru lagi untuk dipelajari. Tapi
pada kenyataannya teknologi terus berkembang, mungkin lebih pesat dari
yang kita sadari. Penting bagi seorang developer untuk bereksperimen, menantang diri
sendiri, dan membiasakan diri untuk terus belajar. Dengan demikian
barulah kita bisa menjadi developer yang efektif dan tidak ketinggalan
zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar